Jakarta, Beritasatu.com – PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) berhasil meraih rating Gold dalam ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2019 yang diselenggarakan oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR).
Piala penghargaan diserahkan langsung oleh Regional Head ASEAN Hub at Global Reporting Initiative (GRI) Singapura, Michele Lemmens kepada Stakeholder Relation and BOD Secretary Senior Manager AP I Gede Eka Sandi Asmadi dan disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro pada Sabtu (23/11/2019).
Direktur Utama AP I Fail Fahmi menjelaskan, raihan rating Gold ini merupakan apresiasi atas komitmen AP I dalam menjalankan bisnis kebandarudaraan yang berkelanjutan dan senantiasa berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan hidup.
“Bisnis kebandarudaraan AP I juga senantiasa memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sebagaimana mengacu pada standar Global Reporting Initiative (GRI) sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah ditentukan oleh PBB dan disepakati oleh pemerintah,” ujar Faik Fahmi dalam keterangannya, Minggu (24/11).
Komitmen AP I terhadap kelestarian lingkungan hidup dan proses bisnis berkelanjutan, terang Faik, tidak hanya ditunjukkan melalui berbagai kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan di wilayah bandara, seperti konservasi dan edukasi lingkungan hidup. Lebih dari itu, AP I menerapkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan hidup pada proses bisnisnya agar terwujud proses bisnis yang berkelanjutan.
“Kegiatan pengembangan dan pengelolaan bandara oleh AP I harus membawa manfaat sosial dan manfaat lingkungan hidup bagi masyarakat sekitar bandara. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak lingkungan hidup dalam jangka panjang, kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip eco-airport dan prinsip perusahaan berkelanjutan pada operasional dan pengembangan bandara AP I,” ucap Faik Fahmi.
Faik menuturkan, AP I telah mengenalkan konsep bandara ramah lingkungan (eco-friendly airport) melalui terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang yang diikuti pengimplementasian secara penuh standar ISO 14001 terkait lingkungan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. AP I juga telah memasukkan strategi lingkungan hidup ke dalam program-program corporate social responsibility (CSR) seperti penanaman pohon, penanaman terumbu karang, dan lainnya.
Sementara itu, Menristek Bambang menyampaikan, dalam mendukung sustainable development, ada 3 aspek penting yang harus menjadi perhatian perusahaan, yaitu profit, people, dan planet. Profit di mana untuk mendapatkan profit besar tidak lagi hanya mengandalkan business as usual melalui langkah efisiensi tapi juga harus berinovasi (be innovated) dan terus berinovasi (keep innovating). People di mana perusahaan harus terus berinvestasi untuk meningkatkan kompetensi human resource. Planet, yaitu perusahaan harus berkontribusi positif bagi lingkungan.
“Untuk itu, saya sangat mendukung para perusahaan untuk terus berinovasi dalam mendukung sustainable development goals,” kata Menristek Bambang Brodjonegoro.
ASSRAT diinisiasi oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR), lembaga di Indonesia yang terafiliasi dengan organisasi Global Reporting Initiative (GRI) yang berpusat di Belanda. “ASSRAT memberikan rating dalam 4 peringkat, yaitu Platinum, Gold, Silver, dan Bronze kepada perusahaan-perusahaan terbaik yang telah berhasil mengkomunikasikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan keberlanjutan,” tambah Ketua NCSR Ali Darwin.
Tahun ini, proses penilaian laporan dilakukan oleh 50 assessor, yang merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan telah memiliki sertifikat spesialis laporan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh NCSR. Adapun peserta ASRRAT tahun ini berjumlah 50 perusahaan terdiri dari Indonesia 41 organisasi/perusahaan, Bangladesh 2 perusahaan, Malaysia 3 perusahaan, Singapura 2 perusahaan, dan Filipina 2 perusahaan.
“Hasil rating yang diperoleh ini dapat digunakan oleh instansi lain seperti Kementerían Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menilai keandalan aspek lingkungan suatu perusahaan. Untuk pihak bank, rating ini mampu menilai sampai sejauh mana risiko lingkungan dan risiko sosial suatu perusahaan harus diperhitungkan dalam pemberian kredit,” jelas Ali Darwin.